Kamis, 08 Juli 2010

MERANGGEH MIMPI DAN MITOS MENUJU KENYATAAN

Nurel Javissyarqi*

Yang berjiwa muda memahami sejarah generasinya, serta mimpi-mimpi yang tersebar di benak jamannya. Ada suatu makolah yang mengatakan, bahwa mitos awalkali timbul dari dunia mimpi.

Kehidupan terbagi beberapa ruang bersegala dimensinya. Ada kesadaran, setengah kesadaran, ketidaksadaran, di bawah kesadaran juga di atas kesadaran. Kali ini mengungkap ruang bawah, tepatnya dimensi mimpi.

Orang menemukan mimpi dalam menyusuri tidurnya, berupa corak yang tidak tersangkakan atau tanpa perencanaan. Kehadirannya barangkali dari pantulan proses hayati. Atau atas kedalaman bathiniah yang menjelmakan spiritualitas mimpi oleh hikayat profan. Lantas terungkaplah mimpi kepada impian insan.

Mimpi mewarnai kesadaran pagi membangun harapan, terkadang sampai suntuk pada subyek yang dibebankan. Bagaimana menariknya menjadikan mawas diri? Jarak merentangkan permenungan sampai bermakna? Maka simbul dalam mimpi harus ditakar pada dunia realis. Lalu mendapati bayangnya bagi perbandingan, sehingga memperoleh keterangan. Atas pengembangan nilai-nilai yang disejajarkan sesimbulnya, bagi dialog nyambung dikala terbangun.

Agar menemukan jalur sepatutnya didedah. Apakah mimpi dan bagaimana impian. Mimpi yang hadir dengan serba kemendadakan, tidak diperkenankan kesadaran peribadi membangun dunianya. Kecuali memahami hakikat mimpi di dalam memasuki kerelaan tubuh menghilangkah kebutuhan lahiriah. Kali ini tidak mengajak membangun mimpi lewat melembutkan realitas sebelum tidur, tetapi memaknainya dengan mencari manfaat di saat terjaga.

Maka terlebih dulu mengakrabi mimpi pada persilangan obyek yang serupa; betapa kuat penilaian hasrat atau perasaan yang didapati mimpi. Dengan mengetahui seluk-beluk kehadirannya, kita memperoleh kesadaran impian bersama nilai-nilainya. Apakah sekadar lewat atau telah mewakili kasus yang terhadapi realitas. Maka penerimaan tersebut menambah dinayanya mimpi, mengurangi benang-benangnya sehingga tidak terjadi salah penafsiran.

Mimpi dan impian sejatinya sama, yakni belum berkembang seutuhnya dalam kesadaran. Demi mencapainya, pertimbangkan pengharapan baik dipersiapkan, sebelum reaksi luar bermunculan tanpa kendali. Pengertiannya, bagaimapun angan memiliki dampak mimpi serta impiaan. Namun sebaiknya tak sekadar lemparan kerikil, tapi sejauh mana mengenai sasaran. Dan ini lebih satu tingkat dari perkirakan, yaitu suatu bentuk kesadaran mengenai pengetahuan awal, dalam menjawab mimpi ataupun impian.

*) Pengelana asal Lamongan. 3 Juni 2006.

Tidak ada komentar:

(1813-1883) Abdul Hadi W.M. Adelbert von Chamisso (1781-1838) Affandi Koesoema (1907–1990) Agama Para Bajingan Ajip Rosidi Akhmad Taufiq Albert Camus Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837) Amy Lowell (1874-1925) Andong Buku #3 André Chénier (1762-1794) Andy Warhol Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh Anton Bruckner (1824 –1896) Apa & Siapa Penyair Indonesia Arthur Rimbaud (1854-1891) Arthur Schopenhauer (1788-1860) Arti Bumi Intaran Bahasa Bakat Balada-balada Takdir Terlalu Dini Bangsa Basoeki Abdullah (1915 -1993) Batas Pasir Nadi Beethoven Ben Okri Bentara Budaya Yogyakarta Berita Biografi Nurel Javissyarqi Budaya Buku Stensilan Bung Tomo Candi Prambanan Cantik Chairil Anwar Charles Baudelaire (1821-1867) Cover Buku Dami N. Toda Dante Alighieri (1265-1321) Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Denanyar Jombang Dendam Desa Dwi Pranoto Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eka Budianta Emily Dickinson (1830-1886) Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Feminisme Filsafat Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta Foto Lawas François Villon (1430-1480) Franz Schubert (1797-1828) Frederick Delius (1862-1934) Friedrich Nietzsche (1844-1900) Friedrich Schiller (1759-1805) G. J. Resink (1911-1997) Gabriela Mistral (1889-1957) Goethe Hallaj Hantu Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier (1864-1936) Henry Lawson (1867-1922) Hermann Hesse Ichsa Chusnul Chotimah Identitas Iftitahur Rohmah Ignas Kleden Igor Stravinsky (1882-1971) Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo Indonesia Ingatan Iqbal Ismiyati Mukarromah Javissyarqi Muhammada Johannes Brahms (1833-1897) John Keats (1795-1821) José de Espronceda (1808-1842) Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937) Jostein Gaarder Kadipaten Kulon 49 c Kajian Budaya Semi Karya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kata-kata Mutiara Kausalitas Kedutaan Perancis Kegagalan Kegelisahan Kekuasaan Kemenyan Ken Angrok Kenyataan Kesadaran KH. M. Najib Muhammad Khalil Gibran (1883-1931) Kitab Para Malaikat Kitab Para Malaikat (Book of the Angels) Komunitas Deo Gratias Konsep Korupsi Kritik Sastra Kulya dalam Relung Filsafat Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana Lintang Sastra Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lupa Magetan Makna Maman S. Mahayana Marco Polo (1254-1324) Masa Depan Matahari Max Dauthendey (1867-1918) Media: Crayon on Paper MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Michelangelo (1475-1564) Mimpi Minamoto Yorimasa (1106-1180) Mistik Mitos Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881) Mohammad Yamin Mojokerto Mozart Natural Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pahlawan Pangeran Diponegoro Panggung Paul Valéry (1871-1945) PDS H.B. Jassin Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949) Pembangunan Pemberontak Pendapat Pengangguran Pengarang Penjajakan Penjarahan Penyair Penyair Tak Dikenal Peperangan Perang Percy Bysshe Shelley (1792–1822) Perkalian Pierre de Ronsard (1524-1585) PKI Plagiator Post-modern Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi) Presiden Penyair Proses Kreatif Puisi Puitik Pujangga PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Rainer Maria Rilke (1875-1926) Realitas Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo Revolusi Revormasi Richard Strauss (1864-1949) Richard Wagner (1813-1883) Rimsky-Korsakov (1844-1908) Rindu Robert Desnos (1900-1945) Rosalía de Castro (1837-1885) Ruang Rumi Sajak Sakral Santa Teresa (1515-1582) Sapu Jagad Sara Teasdale (1884-1933) Sastra SastraNESIA Sayap-sayap Sembrani Segenggam Debu di Langit Sejarah Self Portrait Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seni Serikat Petani Lampung Shadra Sihar Ramses Simatupang Sumpah Pemuda Sungai Surabaya Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri tas Sastra Mangkubumen (KSM) Taufiq Wr. Hidayat Telaga Sarangan Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thales Trilogi Kesadaran Tubuh Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga Universitas Jember Waktu Walter Savage Landor (1775-1864) Wawan Pinhole William Blake (1757-1827) William Butler Yeats (1865-1939) Wislawa Szymborska Yasunari Kawabata (1899-1972) Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017 Yogyakarta Yuja Wang Yukio Mishima (1925-1970) Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )