Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/
DAUN DEMI DAUN GUGUR
Walter Savage Landor
Daun demi daun gugur, bunga demi bunga,
Disaat dingin, disaat panas: sebarang waktunya.
Hidup-hidup ia berkembang, hidup-hidup berguguran,
Semua disambut bumi, yang beri mereka makan.
Haruskah kita, putranya lebih budiman, kecewa
Kembali kekandungannya, bila hidup henti bernyala?
Walter Savage Landor (30 January 1775 – 17 September 1864), penyair Inggris lahir di Ipsley (Inggris) meninggal di Florence (Itali). Berpendidikan universitas Oxford, muncul dengan himpunan Poems 1795, dan Gebir 1798. Tahun 1808 ikut bertempur di Spanyol melawan Napoleon. Terkenal oleh tragedi Don Julian 1818, sesudahnya di Prancis, berpindah ke Itali, mengarang Imagery Conversation of literary men and statesmen (1824 - 1829), di dalamnya mengemukakan, terpenting pada esai ialah bentuknya. Landor cenderung pada pujangga-pujangga Yunani Purba. Berpindah ke Como (Swiss) lalu ke Prancis, lantas ke Inggris, kembali ke Itali untuk hidup seterusnya, atas keadaan tersebut bisa dianggap Landor seorang berjiwa gelisah. Buahpenanya penting The examination of William Shakespeare touching deer-stealing (1834), Pericles and Aspasia (1836), Pentamaron (1837), Hellenici (1847), dan Poemeta et Inscriptiones (1847), sedangkan karangan tonilnya tidak kuat. {dari buku Puisi Dunia, jilid II, disusun M. Taslim Ali, Balai Pustaka 1953}.
***
Karena di sini puisinya pendek, maka izinkan diriku, menafsirkan baris-perbaris darinya:
I
Jiwa gelisah yang mengagumkan, sedaun-daun coklat penuh ruapan kata-kata, sealunan tembang kehidupan.
Bunga-bunga sumekar ditandainya nafas-nafas, sedari dengungan bathin meluncur tiada terasa, seperti suara brenggenggen melepas.
Ada selalu mengatup dirongga dada, merindu tak lekas sirna.
Langkah kesemangatan tegakkan diri, meski bayangan lenyap ke dasar kemarau, di tengah pencarian sejati.
Landor menyungguhkan takdirnya, selembut debu-debu menerpa kulit, direkatkan asinnya keringat.
II
Tekanan hawa dingin, pun yang terasa panas, menebalkan makna berasal rentangan peristiwa.
Menyungguhi segenap rasa, bagi rekaman tidak lekang perubahan niat.
Manakala badan bersatu hasrat kesadaran purna menjiwai tapakan.
Menggigil ngeri sedap-suntuk, menyadap hayat menjadi telempap akan harkat musabab.
Pada gilirannya ketentraman melekat dalam kodrat iradat, laksana tangkai menjalar menggayuh cahaya.
Malam-siang sebinar pandang kefahaman, akan lakon hidup dijalankan.
III
Pun usaha keras memekarkan kembang pula layu berguguran di hari kemudian. Maka sebaik kesempatan, mengisi kemungkinan.
Pergeseran nilai juga warna keadaban terasa, dimengerti bagi terus mempelajari.
Menimba sumur bathin sendiri, selepas menggali tanah-tanah keras perbedaan.
Olehnya, karya bukan sekadar meniupkan ruh, tapi juga makna menegaskan pendirian.
Antara gejolak jaman mematangkan pribadi, pada ras kemanusiaan.
IV
Ladang pencapaian pengorbanan darah semangat juang.
Tetes-tetes keringat berkesungguhan renungan, pada gerak menguliti yang bertetap.
Sambutlah kesegaran pertiwi akan direstui kelapangan maknawi.
Di sini bahasa terawat pembaca yang jenak mengunyah garam memamah pahit ideologi, diterbangkan melampaui isme-isme.
Sebebas burung-burung lepas dari sangkarnya, demi menemui keindahan lain, penyeimbang pertikaian.
V
Daun demi daun gugur tiada patut disesali, selepas disisir angin menyanyikan kabar kemenjadian.
Yang masih hidup dan telah tiada saling melengkapi, kekecewaan hanya di kamusnya pengangguran, yang merindu masa depan tanpa menghimpun kemampuan.
Satu demi satu lidi dikumpulkan ikatan, mental ditempa meradang haus, digenapi kesadaran menyunggi soal.
Dan puisi salah satu mata kunci, demi membuka lelembarannya.
VI
Landor terus pertentangkan tanya yang telah digenggam dalam hayat, tempatnya pengujian kandungan misteri.
Selalu dipahat bersegala dinaya, demi dapati siratan abadi, hembusan leliku penelusurannya.
Atas tebusan waktu-waktu pengelanaannya, dipenuhi gelisah.
Serasa dirinya ingin berbagi kepada semua, untuk mendapati yang patut disenandungkan.
Namun keterbatasan ruang-waktu, jarak kerutan-dahi pada laju usia.
Dirinya melesatkan anak panah, serta lantaran pengalaman jelajah, menjegal keraguan hingga mengena.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
(1813-1883)
Abdul Hadi W.M.
Adelbert von Chamisso (1781-1838)
Affandi Koesoema (1907–1990)
Agama Para Bajingan
Ajip Rosidi
Akhmad Taufiq
Albert Camus
Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837)
Amy Lowell (1874-1925)
Andong Buku #3
André Chénier (1762-1794)
Andy Warhol
Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh
Anton Bruckner (1824 –1896)
Apa & Siapa Penyair Indonesia
Arthur Rimbaud (1854-1891)
Arthur Schopenhauer (1788-1860)
Arti Bumi Intaran
Bahasa
Bakat
Balada-balada Takdir Terlalu Dini
Bangsa
Basoeki Abdullah (1915 -1993)
Batas Pasir Nadi
Beethoven
Ben Okri
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Biografi Nurel Javissyarqi
Budaya
Buku Stensilan
Bung Tomo
Candi Prambanan
Cantik
Chairil Anwar
Charles Baudelaire (1821-1867)
Cover Buku
Dami N. Toda
Dante Alighieri (1265-1321)
Dante Gabriel Rossetti (1828-1882)
Denanyar Jombang
Dendam
Desa
Dwi Pranoto
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eka Budianta
Emily Dickinson (1830-1886)
Esai
Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia
Feminisme
Filsafat
Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta
Foto Lawas
François Villon (1430-1480)
Franz Schubert (1797-1828)
Frederick Delius (1862-1934)
Friedrich Nietzsche (1844-1900)
Friedrich Schiller (1759-1805)
G. J. Resink (1911-1997)
Gabriela Mistral (1889-1957)
Goethe
Hallaj
Hantu
Hazrat Inayat Khan
Henri de Régnier (1864-1936)
Henry Lawson (1867-1922)
Hermann Hesse
Ichsa Chusnul Chotimah
Identitas
Iftitahur Rohmah
Ignas Kleden
Igor Stravinsky (1882-1971)
Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo
Indonesia
Ingatan
Iqbal
Ismiyati Mukarromah
Javissyarqi Muhammada
Johannes Brahms (1833-1897)
John Keats (1795-1821)
José de Espronceda (1808-1842)
Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937)
Jostein Gaarder
Kadipaten Kulon 49 c
Kajian Budaya Semi
Karya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kata-kata Mutiara
Kausalitas
Kedutaan Perancis
Kegagalan
Kegelisahan
Kekuasaan
Kemenyan
Ken Angrok
Kenyataan
Kesadaran
KH. M. Najib Muhammad
Khalil Gibran (1883-1931)
Kitab Para Malaikat
Kitab Para Malaikat (Book of the Angels)
Komunitas Deo Gratias
Konsep
Korupsi
Kritik Sastra
Kulya dalam Relung Filsafat
Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana
Lintang Sastra
Ludwig Tieck
Luís Vaz de Camões
Lupa
Magetan
Makna
Maman S. Mahayana
Marco Polo (1254-1324)
Masa Depan
Matahari
Max Dauthendey (1867-1918)
Media: Crayon on Paper
MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA
Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri
Michelangelo (1475-1564)
Mimpi
Minamoto Yorimasa (1106-1180)
Mistik
Mitos
Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881)
Mohammad Yamin
Mojokerto
Mozart
Natural
Nurel Javissyarqi
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Pablo Neruda
Pahlawan
Pangeran Diponegoro
Panggung
Paul Valéry (1871-1945)
PDS H.B. Jassin
Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949)
Pembangunan
Pemberontak
Pendapat
Pengangguran
Pengarang
Penjajakan
Penjarahan
Penyair
Penyair Tak Dikenal
Peperangan
Perang
Percy Bysshe Shelley (1792–1822)
Perkalian
Pierre de Ronsard (1524-1585)
PKI
Plagiator
Post-modern
Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi)
Presiden Penyair
Proses Kreatif
Puisi
Puitik
Pujangga
PUstaka puJAngga
R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873)
Rabindranath Tagore
Rainer Maria Rilke (1875-1926)
Realitas
Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo
Revolusi
Revormasi
Richard Strauss (1864-1949)
Richard Wagner (1813-1883)
Rimsky-Korsakov (1844-1908)
Rindu
Robert Desnos (1900-1945)
Rosalía de Castro (1837-1885)
Ruang
Rumi
Sajak
Sakral
Santa Teresa (1515-1582)
Sapu Jagad
Sara Teasdale (1884-1933)
Sastra
SastraNESIA
Sayap-sayap Sembrani
Segenggam Debu di Langit
Sejarah
Self Portrait
Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole
Seni
Serikat Petani Lampung
Shadra
Sihar Ramses Simatupang
Sumpah Pemuda
Sungai
Surabaya
Suryanto Sastroatmodjo
Sutardji Calzoum Bachri
tas Sastra Mangkubumen (KSM)
Taufiq Wr. Hidayat
Telaga Sarangan
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Thales
Trilogi Kesadaran
Tubuh
Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga
Universitas Jember
Waktu
Walter Savage Landor (1775-1864)
Wawan Pinhole
William Blake (1757-1827)
William Butler Yeats (1865-1939)
Wislawa Szymborska
Yasunari Kawabata (1899-1972)
Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017
Yogyakarta
Yuja Wang
Yukio Mishima (1925-1970)
Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )
Kitab Para Malaikat
- MUQADDIMAH: WAKTU DI SAYAP MALAIKAT, I – XXXIX
- MEMBUKA RAGA PADMI, I: I – XCIII
- HUKUM-HUKUM PECINTA, II: I – CXIII
- BAIT-BAIT PERSEMBAHAN, III: I – XCIII
- RUANG-RUANG MENGABADIKAN, IV: I – XCVIII
- MUSIK-TARIAN KEABADIAN, V: I – LXXIV
- DIRUAPI MALAM HARUM, VI: I – LXXVII
- KEINGINAN-KEINGINAN MULIA, VII: I – LXXXVII
- DI ATAS TANDU LANGITAN, VIII: I – CXXIII
- ANAK SUNGAI FILSAFAT, IX: I – CI
- SEKUNTUM BUNGA REVOLUSI, X: I- XCI
- PENAMPAKAN DOA SEMALAM, XI: I- CVI
- DUKA TANGIS BUSA, XII: I – CXVIII
- GELOMBANG MERAWAT PANTAI, XIII: I – CXI
- MENGEMBALIKAN NIAT SUCI, XIV: I – CIX
- PEMBANGUN DUNIA GANJIL, XV: I – XCIII
- SIANG TUBUH, MALAM JIWANYA, XVI: I – CXIII
- SECERCA CAHAYA KURNIA, XVII: I – CI
- TANAH KELAHIRAN MASA, XVIII: I – CXXVII
- RUANG-WAKTU PADAT, XIX: I – XC
- MUAKHIR; KESAKSIAN-KESAKSIAN, XX: I – CXXVI
- Mulanya
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (I)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (II)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (III)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (IV)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (V)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (VI)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (VII)
- Akhirnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar