Minggu, 17 Januari 2010

François Villon (1430-1480)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/

Nukilan dari GRAND TESTAMENT XVIII
François Villon

“Apa kauperbuat” datang tanya tiba-tiba,
“Sampai tersangka jadi pencuri di lautan?”
Yang ditanya buru-buru menjawab tanya:
“Kenapa aku pencuri kaunamakan?
Karena aku membajak di lautan?
Dengan hanya sebuah kapal kecil dan lemah?
Aku kini pasti telah raja di lautan,
Andai aku bagai kau punya balatentara.”
***

François Villon, nama aslinya François de Montcorbier atau François des Loges, lahir di Paris 1430 yang meninggal dekat tahun 1480. Penyair besar jaman Tengah yang menganut aliran romantik abad XII; getaran jiwanya berkumandang sampai mendapat perhatian penyair-penyair Prancis modern, Apollinaire dan Cargo. Lewat kesederhanaan indah keharuan meradang, menjanjikan umat manusia yang menderita. Villon dari keluarga miskin, ada familinya mampu sehingga dapat belajar di Universitet Sorbonne. Sewaktu mahasiswa terlibat peristiwa yang berakhir kematian seseorang. Villon dibuang lantas bergabung dengan gerombolan perampok. Dua kali menghadapi tiang gantungan, hanya nasib mujur menyelamatkannya, dijatuhkan hukum buang sepuluh tahun, sejak itu tak terdengar kabarnya. Sajak-sajaknya yang terkenal: Grand Testament, Ballade des Pendus, Ballade des Dames du Temps jadis, serta Ballade pour Prier Nostre Dame. {dari buku Puisi Dunia, jilid I, susunan M. Taslim Ali, terbitan Balai Pustaka, 1952}.

Hidup ialah perjuangkan nyawa bagi sang keras kepala, sebab kompromi menguntungkan para filsuf pencari muka; demikian sayup-sayup kudengar di telinga, entah kata hatiku atau pantulan dari suara Villon.

Di tempat berbeda aku sempat berpendapat, seorang perampok lebih bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, manakala yang dirampok tak mempunyai perasaan malu menimbun harta, tanpa melihat tetangga kelaparan.

Kerasnya hidup menjejakkan kaki-kaki seseorang menentukan jalannya lebih tegas daripada pernyataan yang meski masuk akal.

Di sana ada padatan siang malam dalam jasad ruh, terlukis di binaran bola mata, jalan-jalan membisu, teriakan keras tak terdengar, tetapi menggetarkan sampai jauh.

Jarak tak mampu ditaksirkan melampaui abad sejarah paling kelam, sehingga matahari lebih dekat faham makna putaran.

Villon menyetubuhi waktu, ketika semuanya terlelap pada nafasan daging. Tatkala jiwanya sepanas bara, tidak dirasa bulan malam angin sepoi tunduk tatapannya.

Pandangannya lebih jitu dari butiran peluru atas pemicu ditarik ribuan hawatir, hasrat meledak-ledak laksana dada batu pecah oleh hantaman palu, remuknya memburai ke mata-mata.

Orang-orang ingin bertemu harus mengubah karakternya demi menerima aura yang tiada tertundukkan, sebab dinaungi dewi fortuna.

Ada kesungguhan puitik manakala takdir dirasa menjepit, realitas menampakkan keelokan nalar meliar bereaksi kilatan cahaya, atau air hujan melompat memberi fikiran meresap ke hati.

Ada lontaran lugas bersimpan peristiwa makna lebih indah sedari nyanyian balada, ketika yang terkena mendapati desiran halus firasat serupa.

Kesamaan nasib percepat pemahaman merasuk atau lewat penerimaan sungguh, dunia yang tak dikenal menjadi intim dari nilai-nilai keselarasan dirasai sebelumnya.

Di sini urakan menempati ruang hati seperti kebuntuan niscaya ada pada kehidupan. Dan Villon mampu menyerukan dengan menawan, sehingga panggung dibenarkan mementaskan.

Ada kerendah hatian matang melebihi ketabahan batu berlubang atas tetesan air. Pada puncaknya kisah itu keluar dari goa pertapaan, melintasi rimbun perbincangan memasuki ruang renungan, mengarungi gelombang perdebatan melewati gurun keterkucilan, atas deru badai perubahan.

Keharuan meradang dari realitas penekanan, menyembul bagai balon berisi udara direndam dalam air, terciptalah daya utarakan kejujuran perihal alami, tiba-tiba membuncah tak terelak.

Jeritan ketertindasan terwakili serupa sesalan pada ampunan tak menjadi baik. Di sebelahnya berkesungguhan terpancar memberi pengadilan, timbangan kekekalan masa-masa, Tuhan yang memberi tingkatan kesadaran menuju muara.

Di bawah ini TULISAN DI NISAN VILLON

Saudaraku seumat yang hidup sesudah kami,
Jangan terhadap kami hatimu kaubatukan,
Adapun, bila kaubelasi kami yang malang ini,
Kaupun lantas saja diampuni oleh Tuhan.
Kaulihat kami ini lima-enam orang bergantungan;
Daging kami, terlalu kami padat dengan makanan,
Hampirlah busuk seluruhnya, hancur berantakan,
Lalu kami, kerangka, menjadi tepung dan debu.
Kami yang malang ini janganlah tertawakan,
Tapi doakan: Tuhan mengampuni kami dan kamu.

Tidak ada komentar:

(1813-1883) Abdul Hadi W.M. Adelbert von Chamisso (1781-1838) Affandi Koesoema (1907–1990) Agama Para Bajingan Ajip Rosidi Akhmad Taufiq Albert Camus Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837) Amy Lowell (1874-1925) Andong Buku #3 André Chénier (1762-1794) Andy Warhol Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh Anton Bruckner (1824 –1896) Apa & Siapa Penyair Indonesia Arthur Rimbaud (1854-1891) Arthur Schopenhauer (1788-1860) Arti Bumi Intaran Bahasa Bakat Balada-balada Takdir Terlalu Dini Bangsa Basoeki Abdullah (1915 -1993) Batas Pasir Nadi Beethoven Ben Okri Bentara Budaya Yogyakarta Berita Biografi Nurel Javissyarqi Budaya Buku Stensilan Bung Tomo Candi Prambanan Cantik Chairil Anwar Charles Baudelaire (1821-1867) Cover Buku Dami N. Toda Dante Alighieri (1265-1321) Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Denanyar Jombang Dendam Desa Dwi Pranoto Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eka Budianta Emily Dickinson (1830-1886) Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Feminisme Filsafat Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta Foto Lawas François Villon (1430-1480) Franz Schubert (1797-1828) Frederick Delius (1862-1934) Friedrich Nietzsche (1844-1900) Friedrich Schiller (1759-1805) G. J. Resink (1911-1997) Gabriela Mistral (1889-1957) Goethe Hallaj Hantu Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier (1864-1936) Henry Lawson (1867-1922) Hermann Hesse Ichsa Chusnul Chotimah Identitas Iftitahur Rohmah Ignas Kleden Igor Stravinsky (1882-1971) Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo Indonesia Ingatan Iqbal Ismiyati Mukarromah Javissyarqi Muhammada Johannes Brahms (1833-1897) John Keats (1795-1821) José de Espronceda (1808-1842) Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937) Jostein Gaarder Kadipaten Kulon 49 c Kajian Budaya Semi Karya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kata-kata Mutiara Kausalitas Kedutaan Perancis Kegagalan Kegelisahan Kekuasaan Kemenyan Ken Angrok Kenyataan Kesadaran KH. M. Najib Muhammad Khalil Gibran (1883-1931) Kitab Para Malaikat Kitab Para Malaikat (Book of the Angels) Komunitas Deo Gratias Konsep Korupsi Kritik Sastra Kulya dalam Relung Filsafat Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana Lintang Sastra Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lupa Magetan Makna Maman S. Mahayana Marco Polo (1254-1324) Masa Depan Matahari Max Dauthendey (1867-1918) Media: Crayon on Paper MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Michelangelo (1475-1564) Mimpi Minamoto Yorimasa (1106-1180) Mistik Mitos Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881) Mohammad Yamin Mojokerto Mozart Natural Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pahlawan Pangeran Diponegoro Panggung Paul Valéry (1871-1945) PDS H.B. Jassin Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949) Pembangunan Pemberontak Pendapat Pengangguran Pengarang Penjajakan Penjarahan Penyair Penyair Tak Dikenal Peperangan Perang Percy Bysshe Shelley (1792–1822) Perkalian Pierre de Ronsard (1524-1585) PKI Plagiator Post-modern Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi) Presiden Penyair Proses Kreatif Puisi Puitik Pujangga PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Rainer Maria Rilke (1875-1926) Realitas Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo Revolusi Revormasi Richard Strauss (1864-1949) Richard Wagner (1813-1883) Rimsky-Korsakov (1844-1908) Rindu Robert Desnos (1900-1945) Rosalía de Castro (1837-1885) Ruang Rumi Sajak Sakral Santa Teresa (1515-1582) Sapu Jagad Sara Teasdale (1884-1933) Sastra SastraNESIA Sayap-sayap Sembrani Segenggam Debu di Langit Sejarah Self Portrait Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seni Serikat Petani Lampung Shadra Sihar Ramses Simatupang Sumpah Pemuda Sungai Surabaya Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri tas Sastra Mangkubumen (KSM) Taufiq Wr. Hidayat Telaga Sarangan Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thales Trilogi Kesadaran Tubuh Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga Universitas Jember Waktu Walter Savage Landor (1775-1864) Wawan Pinhole William Blake (1757-1827) William Butler Yeats (1865-1939) Wislawa Szymborska Yasunari Kawabata (1899-1972) Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017 Yogyakarta Yuja Wang Yukio Mishima (1925-1970) Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )