Kamis, 08 Juli 2010

ABSTRAKSI PENCARIAN TUBUH BAHASA

Nurel Javissyarqi*

“Sesungguhnya sebagian dari perkataan fasih itu ada sesuatu yang mempesonakan laksana sihir, dan sesungguhnya sebagian dari syair terdapat hikmah.” (Sabda Rasulullah Saw).

Saat mengupas suatu karya, kita melintasi sepanjang jalan penalaran di sampang perhitungan jiwa perasaan. Layaknya pelaut menemukan pantai demi melayarkan kemuliaan kehendak.

Berusahalah bijak bagi suatu bibit, andaipun rumput. Sebab banyak rumput yang berbunga masih dianggap sama. Padahal rumput itu bunga yang malu atas sanjungan. Tapi jika suatu pohon tidak dikenal, atau keanehan menghipnotis, yang diluncurkan dari langit inspirasi. Bagaimana?

Kata Picasso; “Saya tidak pernah mencari tetapi menemukan.” Memang tidak pernah mencari walau bagaimana, namun dengan terus melangkah, tentu menguasai karakter yang ada. Maka temukanlah baju, tapi jangan terlalu longgar atau sempit. Yang sempit tak enak dilihatnya, yang longgar menimbullah bencana.

Ketika membaca sejarah, kita mendapati siratan para penulis yang teruji jamannya; karya-karyanya begitu jelas tentang ukuran, tempaan nafas-nafasnya. Tiada keangkuhan, walau jiwanya berkobar menyala-nyala, inilah perhitungkan kesesuaian.

Maka kemerosotan jika tak lebih tajam, bukalah tangisan yang terbasuh ayat-ayat kesadaran jiwa. Kembara meneguhkan keyakinan malam, menegaskan siang, ketabahan kemarau, ingatan hujan, serta segala yang meresap sebagai sikap berkarya.

Disini bukan mengada, tapi menggali kemungkinan yang tertanda, lantas menemukan keniscayaan. Lewat tarikan ruh filsafat, tuhan merevolusi bangsa-bangsa, mengaduk relung kemanusiaan.

Kenapa sebagian mengharamkannya, padahal kasih-sayang-Nya melingkupi murka-Nya. Siapa beribadah tanpa menggali potensinya, seperti membaca resep tanpa membeli obatnya. Nasibnya sebagai bahan bacaan, diberhalakan tanpa kemungkinan cinta.

Padahal waktu memberi ruang, segalanya terlihat lapang. Inilah daya rangsang menangkap pesan tubuh, indra yang tak membelenggu, menjelaskan karakter diri bersama lingkungan logis-Ilahiyah.

Mungkinkah sekali celupan tinta, menembus sejarah melahirkan keagungan sekali urai? Gemetarlah sebelum tahap kesadaran diri, segelombangan pingsan dihadapi.

Andai suatu tulisan itu gagasan pencerahan, alangkah indah mengoreksi balik kelembutan bathin kejernihan akli. Sebab dalam diri manusia, ada gairah mensucikan jiwa saat-saat menghadirkan karya.

Jika dikucilkan jagad, seyogyanya tekun mengolah bencah hingga mendapati kesuburannya. Usah gagap pergaulan pada jalan-jalan nalar keseimbangan.

Dan bersiaplah mengorek borok yang bersemayam, kelemahan itu layang kendaraan; escalator tidak sama dengan tangga kayu, namun jangan buang keringat percuma.

Jangkaulah kerinduan seperti cemburu menembusi kegembiraan, dengan menyelidik kejiwaan waktu-tepat mengoreksi masa-masa sepadan. Maka penegasan, penajaman yang dilakukan akan menambah bobot karya.

Dengan melihat tanda, menggunakan kunci membuka kamar pribadi, lalu bercermin di tengah jaman. Bagaimana mengayunkan sikap, menimbang volume dalam melantunkan tembang, mengharapkan kelestarian bagi bekal pulang.

Seyogyanya selaras teguran, membuka alamat kelupaan, menyalakan obor menerangi kekanak-kanakan atau kekenesan. Jadilah zaitun yang menyalakan kebijakan, walau amat payah menjaganya seperti kondisi berjalan di atas tali. Setidaknya gigih bertahan. Dan merunduknya padi, masihkah dikira rumput?

Kita tahu tegarnya matahari, tapi ada saat tenggelamnya digantikan rembulan. Kita bukan siang-malam, tapi keindahan senja dan fajar; tanda-tanda terpegang, simbul tertancapkan. Marilah melempar jala…

Ikan-ikan melawan arus, gurih dagingnya. Ia tidak berenang di sisi kanan atau kiri, namun di tengah arus sungai. Memang ada saat sulit tak bisa menghindari, lalu memendamkan tubuh dalam lumpur pertahanan.

Atau terbangnya seekor burung dengan menyamping, bila angin kencang menghadang. Dengan tetap berusaha sampai pada yang dituju kembangkan, titik keinginan.

*) Jum’at, 27 Agustus 2004, 09. Lamongan.

Tidak ada komentar:

(1813-1883) Abdul Hadi W.M. Adelbert von Chamisso (1781-1838) Affandi Koesoema (1907–1990) Agama Para Bajingan Ajip Rosidi Akhmad Taufiq Albert Camus Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837) Amy Lowell (1874-1925) Andong Buku #3 André Chénier (1762-1794) Andy Warhol Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh Anton Bruckner (1824 –1896) Apa & Siapa Penyair Indonesia Arthur Rimbaud (1854-1891) Arthur Schopenhauer (1788-1860) Arti Bumi Intaran Bahasa Bakat Balada-balada Takdir Terlalu Dini Bangsa Basoeki Abdullah (1915 -1993) Batas Pasir Nadi Beethoven Ben Okri Bentara Budaya Yogyakarta Berita Biografi Nurel Javissyarqi Budaya Buku Stensilan Bung Tomo Candi Prambanan Cantik Chairil Anwar Charles Baudelaire (1821-1867) Cover Buku Dami N. Toda Dante Alighieri (1265-1321) Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Denanyar Jombang Dendam Desa Dwi Pranoto Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eka Budianta Emily Dickinson (1830-1886) Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Feminisme Filsafat Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta Foto Lawas François Villon (1430-1480) Franz Schubert (1797-1828) Frederick Delius (1862-1934) Friedrich Nietzsche (1844-1900) Friedrich Schiller (1759-1805) G. J. Resink (1911-1997) Gabriela Mistral (1889-1957) Goethe Hallaj Hantu Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier (1864-1936) Henry Lawson (1867-1922) Hermann Hesse Ichsa Chusnul Chotimah Identitas Iftitahur Rohmah Ignas Kleden Igor Stravinsky (1882-1971) Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo Indonesia Ingatan Iqbal Ismiyati Mukarromah Javissyarqi Muhammada Johannes Brahms (1833-1897) John Keats (1795-1821) José de Espronceda (1808-1842) Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937) Jostein Gaarder Kadipaten Kulon 49 c Kajian Budaya Semi Karya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kata-kata Mutiara Kausalitas Kedutaan Perancis Kegagalan Kegelisahan Kekuasaan Kemenyan Ken Angrok Kenyataan Kesadaran KH. M. Najib Muhammad Khalil Gibran (1883-1931) Kitab Para Malaikat Kitab Para Malaikat (Book of the Angels) Komunitas Deo Gratias Konsep Korupsi Kritik Sastra Kulya dalam Relung Filsafat Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana Lintang Sastra Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lupa Magetan Makna Maman S. Mahayana Marco Polo (1254-1324) Masa Depan Matahari Max Dauthendey (1867-1918) Media: Crayon on Paper MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Michelangelo (1475-1564) Mimpi Minamoto Yorimasa (1106-1180) Mistik Mitos Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881) Mohammad Yamin Mojokerto Mozart Natural Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pahlawan Pangeran Diponegoro Panggung Paul Valéry (1871-1945) PDS H.B. Jassin Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949) Pembangunan Pemberontak Pendapat Pengangguran Pengarang Penjajakan Penjarahan Penyair Penyair Tak Dikenal Peperangan Perang Percy Bysshe Shelley (1792–1822) Perkalian Pierre de Ronsard (1524-1585) PKI Plagiator Post-modern Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi) Presiden Penyair Proses Kreatif Puisi Puitik Pujangga PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Rainer Maria Rilke (1875-1926) Realitas Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo Revolusi Revormasi Richard Strauss (1864-1949) Richard Wagner (1813-1883) Rimsky-Korsakov (1844-1908) Rindu Robert Desnos (1900-1945) Rosalía de Castro (1837-1885) Ruang Rumi Sajak Sakral Santa Teresa (1515-1582) Sapu Jagad Sara Teasdale (1884-1933) Sastra SastraNESIA Sayap-sayap Sembrani Segenggam Debu di Langit Sejarah Self Portrait Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seni Serikat Petani Lampung Shadra Sihar Ramses Simatupang Sumpah Pemuda Sungai Surabaya Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri tas Sastra Mangkubumen (KSM) Taufiq Wr. Hidayat Telaga Sarangan Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thales Trilogi Kesadaran Tubuh Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga Universitas Jember Waktu Walter Savage Landor (1775-1864) Wawan Pinhole William Blake (1757-1827) William Butler Yeats (1865-1939) Wislawa Szymborska Yasunari Kawabata (1899-1972) Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017 Yogyakarta Yuja Wang Yukio Mishima (1925-1970) Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )