Jumat, 29 Januari 2010

Santa Teresa (1515-1582)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/

Santa Teresa (1515 - 1582), penyair wanita Spanyol yang cenderung mistik (seorang rahib biara Karmelit) keturunan bangsawan, namun penuh perhatian terhadap kesengsaraan masyarakatnya. Diumumkan sebagai seorang keramat tahun 1622 oleh Paus Urbanus VII. Bauhpenanya bersifat langsung keluar dari dasar kalbu, bahasa dipergunakannya pergaulan penduduk Kastilia Lama.

SAJAK
Santa Teresa

Jangan biar apapun
Merusuhmu atau mengeri;
Segala benda berlalu,
Hanya Tuhan abadi;
Jadikan sabar pedoman
Dalam hal apa saja;
Siapa punya Tuhan,
Tak kan bakal sengsara;
Tuhan semata, padalah.

{dari Puisi Dunia, jilid I, susunan M. Taslim Ali, Balai Pustaka 1952}

Wanita itu bumi bersimpan air, menyuburkan hayat dengan pengetahuan, darinya akar-akar kesadaran tertanam melahirkan buah-buahan, bunga-bunga menebarkan warna serta keharuman.

Di bumi, seluruh insan berasal darinya, kabut pagi menuju dataran tinggi, awan-gemawan laksana kerudung memayungi gelisah; keteduhan, kesejukan makna teruntuk meresapi keabadian.

Kesantausaan hayat atas restu pemilik kecantikan, yang menjelma penciptaan keindahan nafas-nafas terejawantah keayuan, laku bermuara ke lautan hikmah.

Demikian ketenangan malam tidurkan persoalan siang, mata teduh menentramkan mata-mata gusar, sedang bibir-bibir ditumbuhi senyum, mekarnya menaburkan kebahagiaan.

Di sini perempuan menyeimbang peredaran alam, yang menyelimuti pekabutan mitos, terus tumbuh di ubun-ubun setiap insan memikirkan kejadian.

Jika hujan mulai reda di padang wengi, hewam-gemewan malam keluar dari cela-cela tanah, bersahut-sahutan menembangkan puja.

Peristiwa hayat digubah hingga tiada yang tak bernilai, semua larut serupa bayang ditelan malam, kesungguhan khusyuk menjulang, bahwa tuhan pemilik perbendaharaan.

Sunyi sepi memberi pengajaran sendi-sendi tulang kehidupan, dengan kasih sayang tulus, takkan rapuh jalinan ruh ke batas kubur.

Dialog saling bergayuh, sambutlah kalbu, darinya jalan terlihat lapang, antara hidup-mati tiada sekat ruangan, penuh harum ketenangan, meski berseliwer keramaian.

Saat kalimah datang dari lampau jauh, hinggap penuh santun membuka khijab mendenyutkan fikiran, di kala bersila menanti yang datang.

Atau pergi sebagai tanda kehadiran hening penghayatan, duduk berdiam menghadapkan diri berhikayat.

Hari-hari diruapi derita tak bakal ke batas sengsara, kepurnaan luka bathinnya ada madu tercecap lama, begitulah kembara mendapati pengajaran, petapa bersabar dalam goa bathiah.

Tanda-tanda merasuk menjelma daging mendetak kata mendedah menterjemah usia, kalau hidup hanya lewat, kenapa saling membunuh sesama.

Tidakkah menuangkan kendi dalam gelas berisi air, untuk diminum kerongkongan hampir pecah, demi kesunyian menerima fitroh masing-masing di dunia.

Tak bakal dimengerti, kecuali pemahat dinding waktu tiada tampak oleh mata, tapi sungguh terasa adanya.

Tidak ada komentar:

(1813-1883) Abdul Hadi W.M. Adelbert von Chamisso (1781-1838) Affandi Koesoema (1907–1990) Agama Para Bajingan Ajip Rosidi Akhmad Taufiq Albert Camus Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837) Amy Lowell (1874-1925) Andong Buku #3 André Chénier (1762-1794) Andy Warhol Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh Anton Bruckner (1824 –1896) Apa & Siapa Penyair Indonesia Arthur Rimbaud (1854-1891) Arthur Schopenhauer (1788-1860) Arti Bumi Intaran Bahasa Bakat Balada-balada Takdir Terlalu Dini Bangsa Basoeki Abdullah (1915 -1993) Batas Pasir Nadi Beethoven Ben Okri Bentara Budaya Yogyakarta Berita Biografi Nurel Javissyarqi Budaya Buku Stensilan Bung Tomo Candi Prambanan Cantik Chairil Anwar Charles Baudelaire (1821-1867) Cover Buku Dami N. Toda Dante Alighieri (1265-1321) Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Denanyar Jombang Dendam Desa Dwi Pranoto Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eka Budianta Emily Dickinson (1830-1886) Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Feminisme Filsafat Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta Foto Lawas François Villon (1430-1480) Franz Schubert (1797-1828) Frederick Delius (1862-1934) Friedrich Nietzsche (1844-1900) Friedrich Schiller (1759-1805) G. J. Resink (1911-1997) Gabriela Mistral (1889-1957) Goethe Hallaj Hantu Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier (1864-1936) Henry Lawson (1867-1922) Hermann Hesse Ichsa Chusnul Chotimah Identitas Iftitahur Rohmah Ignas Kleden Igor Stravinsky (1882-1971) Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo Indonesia Ingatan Iqbal Ismiyati Mukarromah Javissyarqi Muhammada Johannes Brahms (1833-1897) John Keats (1795-1821) José de Espronceda (1808-1842) Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937) Jostein Gaarder Kadipaten Kulon 49 c Kajian Budaya Semi Karya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kata-kata Mutiara Kausalitas Kedutaan Perancis Kegagalan Kegelisahan Kekuasaan Kemenyan Ken Angrok Kenyataan Kesadaran KH. M. Najib Muhammad Khalil Gibran (1883-1931) Kitab Para Malaikat Kitab Para Malaikat (Book of the Angels) Komunitas Deo Gratias Konsep Korupsi Kritik Sastra Kulya dalam Relung Filsafat Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana Lintang Sastra Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lupa Magetan Makna Maman S. Mahayana Marco Polo (1254-1324) Masa Depan Matahari Max Dauthendey (1867-1918) Media: Crayon on Paper MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Michelangelo (1475-1564) Mimpi Minamoto Yorimasa (1106-1180) Mistik Mitos Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881) Mohammad Yamin Mojokerto Mozart Natural Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pahlawan Pangeran Diponegoro Panggung Paul Valéry (1871-1945) PDS H.B. Jassin Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949) Pembangunan Pemberontak Pendapat Pengangguran Pengarang Penjajakan Penjarahan Penyair Penyair Tak Dikenal Peperangan Perang Percy Bysshe Shelley (1792–1822) Perkalian Pierre de Ronsard (1524-1585) PKI Plagiator Post-modern Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi) Presiden Penyair Proses Kreatif Puisi Puitik Pujangga PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Rainer Maria Rilke (1875-1926) Realitas Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo Revolusi Revormasi Richard Strauss (1864-1949) Richard Wagner (1813-1883) Rimsky-Korsakov (1844-1908) Rindu Robert Desnos (1900-1945) Rosalía de Castro (1837-1885) Ruang Rumi Sajak Sakral Santa Teresa (1515-1582) Sapu Jagad Sara Teasdale (1884-1933) Sastra SastraNESIA Sayap-sayap Sembrani Segenggam Debu di Langit Sejarah Self Portrait Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seni Serikat Petani Lampung Shadra Sihar Ramses Simatupang Sumpah Pemuda Sungai Surabaya Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri tas Sastra Mangkubumen (KSM) Taufiq Wr. Hidayat Telaga Sarangan Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thales Trilogi Kesadaran Tubuh Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga Universitas Jember Waktu Walter Savage Landor (1775-1864) Wawan Pinhole William Blake (1757-1827) William Butler Yeats (1865-1939) Wislawa Szymborska Yasunari Kawabata (1899-1972) Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017 Yogyakarta Yuja Wang Yukio Mishima (1925-1970) Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )