Jumat, 29 Januari 2010

Rosalía de Castro (1837-1885)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/

DARI: OP.CIT.
Rosalía de Castro

Hari tentram,
Udara panas-panas-dingin,
Dan hujan turun
Pelan dan bisu;
Dan selagi aku bisu
Meneguk tangis dan mengeluh,
Anakku, mawar mungil itu,
Matanya ditutup maut.
Damai dan sepi terekam dikeningnya, kala
Pamitan dengan ini dunia.

Sungai-sungai pada kelabu; kelabu
Pohonan dan gemunung, abu-abu;
Kabut yang meliputinya, kelabu,
Dan abu-abu gemawan yang berarak di langit.
Seluruh bumi berliput sedih kelabu,
Itu warna usia tua.

Kadangkali redup-redup bangkit desau
Hujan; dan angin
Yang bertiup di pohonan, melulung dan mengeluh,
Demikian aneh, hampa dan perih bunyi
Ratapnya, seakan orang menyeru si mati.

{dari Puisi Dunia, jilid I, susunan M. Taslim Ali, Balai Pustaka 1952}

Rosalía de Castro Murguía, lebih dikenal Rosalía de Castro (24 Feb 1837 - 15 Juli 1885), menulis dalam bahasa Galisia. Sosok penting pergerakan romantis gallegan yang kini dikenal Rexurdimento (renaisans), bersama Manuel Enriquez Curros dan Eduardo Pondal. Puisinya ditandai ‘Saudade’, kombinasi hampir tak terlukiskan nostalgia, kerinduan juga melankolis. Tanggal ia menerbitkan kumpulan puisi pertama Cantares Gallegos (Galician Lagu-lagu), 17 Mei 1863, diperingati setiap tahun sebagai Día Letras das Galegas (Hari Sastra Galician), hari libur resmi Otonomi Komunitas Galicia, serta didedikasikan teruntuk penulis penting bahasa Galisia sejak 1963. Seorang penentang kuat penyalahgunaan wewenang dan pembela hak-hak perempuan. Menderita kanker rahim hingga meninggal dunia. Citranya muncul pada uang kertas 500 peseta Spanyol. Berdiri bersama Espronceda, Zorrilla serta Gustavo Adolfo Bécquer, dimercu jaman romantik Spanyol {data ditambah dari //en.wikipedia.org/}
***

Tatkala musibah datang, sapaan warna alam menyapu menekan udara, memperuncing detak nadi menggenapi rekaman.

Cahaya pucat buram dasar hati, memahat ingatan serupa diiris belati, dada mengkal menggapit luka dalam sunyi.

Kepada sekawanan burung-burung terbang dimaknai melayat, semua bertolak mengikuti perasaan, hingga matahari terbit seolah-olah terbenam seharian.

Lebih perih seperti berhianat tapi bukan, lantaran restu-Nya, manusia tinggalkan bayang kehidupan bersama air mata kekekalan.

Hanya membawa damai ganjil melihat kepulangan, melewati sisi jalan berbekal kepasrahan, membisu sedalam kesadaran.

Sungai-sungai pemikiran tak mengalir landai, surut di ladang-ladang tak ditumbuhi pohonan, kala batu besar runtuh atas air terjun tiada penghuni, kecuali kesaksian embun telinga nun jauh.

Begitu Rosalia membangun sajak-sajak dari kedalaman tidak terukur, tangan menggerayangi gelap, duga tiada tertanda hadir tiba-tiba kerisauan merajah.

Dinaya kegaiban alam ditarik kekuatan tiada tampak, tetapi sungguh terasa, hukum kalbu mengikuti firasat.

Pandangan hidup berangkat dari perjuangan, sesal pun hadir tercurah mewakili, meski berasal sebersit harapan.

Tumpukan abu tak bersimpan bara, sepi menunggu datangnya badai memusnahkan segala enyah, sirna sebelumnya jadi anganan mimpi manusia.

Andai datang tiupan hayat, namun tak berselang lama, dari redupnya pandangan, keganjilan kuat lengket di dada kelam, masih merasa kepedihan.

Lekas berkehendak menghardik pergi kebahagiaan, sebab tidak menginginkan pergantian.

Dari sajak Rosalia, memancang tinggi aliran romantik, seperti menanam keyakinan, bahwa kalbu diselimuti kenangan, serupa tradisi puisi sulit dilukiskan.

Hanya kematangan waktu menggumuli peristiwa, kelak menuntunnya, laksana pengabdian hidup memberkati.

Seumpama selingkar kalung mutiara di leher jenjang seorang putri, sedari persembahan pangeran takdir, memberkati tahta kejayaan.

Tidak ada komentar:

(1813-1883) Abdul Hadi W.M. Adelbert von Chamisso (1781-1838) Affandi Koesoema (1907–1990) Agama Para Bajingan Ajip Rosidi Akhmad Taufiq Albert Camus Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837) Amy Lowell (1874-1925) Andong Buku #3 André Chénier (1762-1794) Andy Warhol Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh Anton Bruckner (1824 –1896) Apa & Siapa Penyair Indonesia Arthur Rimbaud (1854-1891) Arthur Schopenhauer (1788-1860) Arti Bumi Intaran Bahasa Bakat Balada-balada Takdir Terlalu Dini Bangsa Basoeki Abdullah (1915 -1993) Batas Pasir Nadi Beethoven Ben Okri Bentara Budaya Yogyakarta Berita Biografi Nurel Javissyarqi Budaya Buku Stensilan Bung Tomo Candi Prambanan Cantik Chairil Anwar Charles Baudelaire (1821-1867) Cover Buku Dami N. Toda Dante Alighieri (1265-1321) Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Denanyar Jombang Dendam Desa Dwi Pranoto Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eka Budianta Emily Dickinson (1830-1886) Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Feminisme Filsafat Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta Foto Lawas François Villon (1430-1480) Franz Schubert (1797-1828) Frederick Delius (1862-1934) Friedrich Nietzsche (1844-1900) Friedrich Schiller (1759-1805) G. J. Resink (1911-1997) Gabriela Mistral (1889-1957) Goethe Hallaj Hantu Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier (1864-1936) Henry Lawson (1867-1922) Hermann Hesse Ichsa Chusnul Chotimah Identitas Iftitahur Rohmah Ignas Kleden Igor Stravinsky (1882-1971) Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo Indonesia Ingatan Iqbal Ismiyati Mukarromah Javissyarqi Muhammada Johannes Brahms (1833-1897) John Keats (1795-1821) José de Espronceda (1808-1842) Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937) Jostein Gaarder Kadipaten Kulon 49 c Kajian Budaya Semi Karya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kata-kata Mutiara Kausalitas Kedutaan Perancis Kegagalan Kegelisahan Kekuasaan Kemenyan Ken Angrok Kenyataan Kesadaran KH. M. Najib Muhammad Khalil Gibran (1883-1931) Kitab Para Malaikat Kitab Para Malaikat (Book of the Angels) Komunitas Deo Gratias Konsep Korupsi Kritik Sastra Kulya dalam Relung Filsafat Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana Lintang Sastra Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lupa Magetan Makna Maman S. Mahayana Marco Polo (1254-1324) Masa Depan Matahari Max Dauthendey (1867-1918) Media: Crayon on Paper MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Michelangelo (1475-1564) Mimpi Minamoto Yorimasa (1106-1180) Mistik Mitos Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881) Mohammad Yamin Mojokerto Mozart Natural Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pahlawan Pangeran Diponegoro Panggung Paul Valéry (1871-1945) PDS H.B. Jassin Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949) Pembangunan Pemberontak Pendapat Pengangguran Pengarang Penjajakan Penjarahan Penyair Penyair Tak Dikenal Peperangan Perang Percy Bysshe Shelley (1792–1822) Perkalian Pierre de Ronsard (1524-1585) PKI Plagiator Post-modern Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi) Presiden Penyair Proses Kreatif Puisi Puitik Pujangga PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Rainer Maria Rilke (1875-1926) Realitas Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo Revolusi Revormasi Richard Strauss (1864-1949) Richard Wagner (1813-1883) Rimsky-Korsakov (1844-1908) Rindu Robert Desnos (1900-1945) Rosalía de Castro (1837-1885) Ruang Rumi Sajak Sakral Santa Teresa (1515-1582) Sapu Jagad Sara Teasdale (1884-1933) Sastra SastraNESIA Sayap-sayap Sembrani Segenggam Debu di Langit Sejarah Self Portrait Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seni Serikat Petani Lampung Shadra Sihar Ramses Simatupang Sumpah Pemuda Sungai Surabaya Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri tas Sastra Mangkubumen (KSM) Taufiq Wr. Hidayat Telaga Sarangan Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thales Trilogi Kesadaran Tubuh Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga Universitas Jember Waktu Walter Savage Landor (1775-1864) Wawan Pinhole William Blake (1757-1827) William Butler Yeats (1865-1939) Wislawa Szymborska Yasunari Kawabata (1899-1972) Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017 Yogyakarta Yuja Wang Yukio Mishima (1925-1970) Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )