Senin, 01 Maret 2010

Adelbert von Chamisso (1781-1838)

Nurel Javissyarqi
http://pustakapujangga.com/

NYANYIAN KANON
Adelbert von Chamisso

Itulah kesusahan dari zaman yang sulit!
Itulah zaman yang sulit dari kesusahan!
Itulah kesusahan yang sulit dari zaman!
Itulah zaman dari kesusahan yang sulit!

Adelbert von Chamisso (1781–1838), anak bangsawan Prancis yang melarikan diri ke Jerman setelah Revolusi Perancis (1789–1799). Tahun 1815 sampai 1818 mengelilingi dunia dalam rangka ekspedisi ilmiah, antaranya ke Indonesia. Memperkenalkan pantun Melayu pada khalayak ramai di Jerman. Penyair dan pengarang yang dipengaruhi aliran romantik ini, terkenal karena novel simbolnya “Peter Schlemihls wundersame Geschichte” (Cerita ajaib tentang Peter Schlemihls), menceritakan nasib seseorang yang kehilangan bayangannya. {dari buku “Malam Biru Di Berlin” 1989, terjemahan Berthold Damshäuser dan Ramadhan K.H.}.
***

Diriku ditarik menyambangi novelnya, meski belum pernah membacanya. Yakni kisah nasib seseorang, yang kehilangan bayangannya.

Lantas aku mengambil benang merah, menuju pelariannya ke Jerman setelah Revolusi Prancis. Mungkinkan landasan kepenulisannya dari sana?

Chamisso anak bagsawan, laksana patung berdiri di perempatan kota, menebarkan bayangannya ke mana-mana.

Kecuali matahari tepat di ubun-ubun, titik kulminasi manusia, di mana daya magnetik meruh ke dalam diri.

Umpama badan bersimpan bayangan rakyatnya, kemampuan pesona menciptakan para penyaksi terpikat menyimaknya.

Chamisso bukan patung, tetapi tubuh hidup dipenuhi nafas-nafas mengejawantah, maka izinkan kulamuni keliarannya kembara:

Pelariannya terlunta-lunta di padang garing jiwa, menjalani kehidupan sebagaimana insan jelata.

Naluriahnya tetumpahan bencah tanah, ada linangan air mata disapu debu-debu berkaca.

Ada tiupan bayu mengusap rambutnya yang ikal memanjang bagai Arjuna.

Di jalan-jalannya terus mendendangkan pantun Melaju, sampailah renungan dalam; hidup adalah pengabdian.

Bayang-bayang rakyatnya bersimpan di badan, tegap menyunguhi harapan entah sampai kapan berpulang.

Tiada penolakan, tatkala bathin bersatu dalam alunan alam; hamba dan raja sekadar busana penopang.

Sedang sukma insan berkumpul di langit-langit-Nya, oleh pantulan hayat di atas bumi kehadiran bersinggah.

Chamisso terus dendangkan syair Melayu, gema suaranya mengisi lereng lembah hijau nan ayu.

Dinaya berlimpah, kala keningnya memeras kata-kata. Sebinaran cahaya dari tetes-tetes keringat, yang menetas seembun pagi surya.

Bening memancarkan hikmah atas kesantunan ikhtiar ditempa derita.

Oh, aku mengikuti bayang-bayangmu, kadang melebur-menyatu, pula berjarak sejarum jam penunjuk waktu.

Usia matang berpilih-pilih. Kau sehitam awan tebarkan berita di malam sepi, ditemani lampu minyak jarak.

Kau tangisi mimpi tanah seberang, seanak yatim, anak hilang atau nasib buangan, meskipun telah akrab pada kalbu paling kelam.

Adakah kerinduan menyayatmu, hingga sesimpuh hampa menanti pancungan?

Bukan keajaiban, manakala tubuh tak berbayang, bersimpuh di hadapan cahaya terang; resapannya menggetarkan sepulang dari tujuan.

Tiada bekal disandang, hanyalah ilmu menguntungkan sampai pembaringan.

Kini Chamisso lincah menggurat-gurat penalaran kalbu, pada dasarnya orang Timur yang mampu.

Serupa telah seimbangkan laguan musim dataran perubahan, fajar-senja hampir-hampir sewarna;

manakala bangun dari tidur lupa arah, hanya ufuk cinta dipandangnya.

Tidak ada komentar:

(1813-1883) Abdul Hadi W.M. Adelbert von Chamisso (1781-1838) Affandi Koesoema (1907–1990) Agama Para Bajingan Ajip Rosidi Akhmad Taufiq Albert Camus Alexander Sergeyevich Pushkin (1799–1837) Amy Lowell (1874-1925) Andong Buku #3 André Chénier (1762-1794) Andy Warhol Antologi Puisi Tunggal Sarang Ruh Anton Bruckner (1824 –1896) Apa & Siapa Penyair Indonesia Arthur Rimbaud (1854-1891) Arthur Schopenhauer (1788-1860) Arti Bumi Intaran Bahasa Bakat Balada-balada Takdir Terlalu Dini Bangsa Basoeki Abdullah (1915 -1993) Batas Pasir Nadi Beethoven Ben Okri Bentara Budaya Yogyakarta Berita Biografi Nurel Javissyarqi Budaya Buku Stensilan Bung Tomo Candi Prambanan Cantik Chairil Anwar Charles Baudelaire (1821-1867) Cover Buku Dami N. Toda Dante Alighieri (1265-1321) Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Denanyar Jombang Dendam Desa Dwi Pranoto Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eka Budianta Emily Dickinson (1830-1886) Esai Esai-esai Pelopor Pemberontakan Sejarah Kesusastraan Indonesia Feminisme Filsafat Forum Kajian Kebudayaan Hindis Yogyakarta Foto Lawas François Villon (1430-1480) Franz Schubert (1797-1828) Frederick Delius (1862-1934) Friedrich Nietzsche (1844-1900) Friedrich Schiller (1759-1805) G. J. Resink (1911-1997) Gabriela Mistral (1889-1957) Goethe Hallaj Hantu Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier (1864-1936) Henry Lawson (1867-1922) Hermann Hesse Ichsa Chusnul Chotimah Identitas Iftitahur Rohmah Ignas Kleden Igor Stravinsky (1882-1971) Ilustrator Cover Sony Prasetyotomo Indonesia Ingatan Iqbal Ismiyati Mukarromah Javissyarqi Muhammada Johannes Brahms (1833-1897) John Keats (1795-1821) José de Espronceda (1808-1842) Joseph Maurice Ravel (1875 - 1937) Jostein Gaarder Kadipaten Kulon 49 c Kajian Budaya Semi Karya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kata-kata Mutiara Kausalitas Kedutaan Perancis Kegagalan Kegelisahan Kekuasaan Kemenyan Ken Angrok Kenyataan Kesadaran KH. M. Najib Muhammad Khalil Gibran (1883-1931) Kitab Para Malaikat Kitab Para Malaikat (Book of the Angels) Komunitas Deo Gratias Konsep Korupsi Kritik Sastra Kulya dalam Relung Filsafat Kumpulan Cahaya Rasa Ardhana Lintang Sastra Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lupa Magetan Makna Maman S. Mahayana Marco Polo (1254-1324) Masa Depan Matahari Max Dauthendey (1867-1918) Media: Crayon on Paper MEMBONGKAR MITOS KESUSASTRAAN INDONESIA Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri Michelangelo (1475-1564) Mimpi Minamoto Yorimasa (1106-1180) Mistik Mitos Modest Petrovich Mussorgsky (1839-1881) Mohammad Yamin Mojokerto Mozart Natural Nurel Javissyarqi Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Pablo Neruda Pahlawan Pangeran Diponegoro Panggung Paul Valéry (1871-1945) PDS H.B. Jassin Pelantikan Soekarno sebagai Presiden R.I.S (17 Desember 1949) Pembangunan Pemberontak Pendapat Pengangguran Pengarang Penjajakan Penjarahan Penyair Penyair Tak Dikenal Peperangan Perang Percy Bysshe Shelley (1792–1822) Perkalian Pierre de Ronsard (1524-1585) PKI Plagiator Post-modern Potret Sang Pengelana (Nurel Javissyarqi) Presiden Penyair Proses Kreatif Puisi Puitik Pujangga PUstaka puJAngga R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Rainer Maria Rilke (1875-1926) Realitas Reuni Alumni 1991/1992 Mts Putra-Putri Simo Revolusi Revormasi Richard Strauss (1864-1949) Richard Wagner (1813-1883) Rimsky-Korsakov (1844-1908) Rindu Robert Desnos (1900-1945) Rosalía de Castro (1837-1885) Ruang Rumi Sajak Sakral Santa Teresa (1515-1582) Sapu Jagad Sara Teasdale (1884-1933) Sastra SastraNESIA Sayap-sayap Sembrani Segenggam Debu di Langit Sejarah Self Portrait Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seni Serikat Petani Lampung Shadra Sihar Ramses Simatupang Sumpah Pemuda Sungai Surabaya Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri tas Sastra Mangkubumen (KSM) Taufiq Wr. Hidayat Telaga Sarangan Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Thales Trilogi Kesadaran Tubuh Ujaran-ujaran Hidup Sang Pujangga Universitas Jember Waktu Walter Savage Landor (1775-1864) Wawan Pinhole William Blake (1757-1827) William Butler Yeats (1865-1939) Wislawa Szymborska Yasunari Kawabata (1899-1972) Yayasan Hari Puisi Indonesia 2017 Yogyakarta Yuja Wang Yukio Mishima (1925-1970) Zadie Smith (25 Oktober 1975 - )